20 Juni 2011

Inilah Potret Pernikahan Dini di Beberapa Negara di Dunia


"Saya takut melihatnya," Tahani (berpakaian merah muda) mengenang saat pertama pernikahannya dengan Majed, ketika usianya baru 6 tahun, sementara Majed 25. Istri belia itu, sekarang 8 tahun, berpose bersama mantan teman sekelasnya, Ghada.


Setelah merayakannya dengan kerabat perempuan, Sidaba dan Galiyaah mengenakan cadar dan ditemani menuju kehidupan baru mereka bersama suami masing-masing. "Beberapa anak perempuan desa memandang perkimpoian sebagai jalan keluar dari kendali keluarga," kata Ahmed al-Qurashi, aktivis di ibu kota Sanaa.


Sekelompok pengantin muda di sebuah desa di barat Yaman pendiam dan pemalu. Sebagian besar perempuan, yang menikah di usia antara 14 dan 16 tahun, tidak pernah merasakan bangku sekolah. Tapi mereka masih mengharapkan pendidikan.



Asia, ibu berusia 14 tahun, menyeka bayi perempuannya, sementara anaknya yang berusia 2 tahun bermain. Asia masih dalam masa nifas dan masih sekit setelah melahirkan, tetapi tidak tahu cara merawat dirinya sendiri.


Nujood Ali berumur 10 tahun ketika lolos dari suaminya yang kejam dan jauh lebih tua. Ia kabur menggunakan taksi menuju pengadilan di Sanaa, Yaman. Keberanian perempuan cilik itu mengubahnya menjadi pahlawan internasional bagi hak-hak wanita. Ali sekarang sudah bercerai, pulang ke rumah keluarganya dan kembali bersekolah.


Polwan Kandahar, Malalai Kakar menahan lelaki yang berulang kali menikam istrinya yang berusia 15 tahun karena tidak mematuhinya. "Tidak," ujar Kakar ketika ditanya apakah si suami akan dihukum. "Lelaki adalah raja di sini>"


Beberapa jam lewat tengah malam, Rajani yang berusia 5 tahun dibangunkan dari tidurnya dan dipangku pamannya menuju upacara perkimpoiannya. Pernikahan belia dilarang di India, sehingga upacara sering dilangsungkan menjelang subuh.


Rajani dan pengantin pria yang masih kecil jarang berpandangan saat dinikahkan di depan api suci. Menurut adat, pengantin perempuan belia itu tetap tinggal di rumahnya sampai usia akil baliq.


Meski pernikahan dini sudah lazim di desa kecilnya di Nepal, Surita yang berusia 16 tahun menjerit-jerit tidak mau meninggalkan rumah keluarganya, disembunyikan di balik payung hias tradisional dan diangkut dengan kereta menuju desa suami barunya.


Ketika orang tua Sunil mengatur perkimpoiannya saat usianya baru 11 tahun, dia mengancam akan melaporkan mereka ke polisi di Rajasthan, India. Orang tuanya mengalah, dan Sunil, sekarang 13 tahun, tetap bersekolah.


8 komentar:

  1. zaman edan,mztinya umur" mrk msh menikmati masa" bersekolah,kalo demi perekonomian adakan lapangan pekerjaan bknna dinikahkan di bwh umur 17,zzzz..

    BalasHapus
  2. kasihan sekali wanita wanita itu....
    miris saya melihatnya...
    hiks

    BalasHapus
  3. di negara kita juga banyak kasus serupa. cuma belum terekspos oleh media.

    BalasHapus
  4. dimana hak perempuan disini???mengerikan..

    BalasHapus
  5. aduuuh. mau nangis gwe tengoknya. mata mereka seolah berbicara. perempuan2 perempuan itu seperti lukisan atau sebuah puisi,

    BalasHapus
  6. so sad......... :(

    BalasHapus
  7. orng tua ikut berperan, pendidikanpun harus lebih di gencarkan lagi agar mata mereka bisa terbuka,Rasulullah SWT juga menikahi aisyah yg berusia 9 th dan baru serumah ketika aisyah berusia 12 th, tapi "pada jaman itu masih jahiliyah n pnya anak perempuan di anggap hina" maka rasulullah memberi contoh untuk memuliakan perempuan bukan untuk nafsu, perlu digaris bawahi memang istri harus patuh terhadap suami dan istri yang patuh di jamin masuk surga tapi dalam hal apa? tentunya kebaikan, sebagai suami harus bijaksana, bertanggung jawab, serta jangan lupa "muliakan istri" sebab d akherat pertanggung jawaban suami memimpin rumahtangga akan di minta, bersenang-senanglah suami yang durja di dunia di akherat nanti akan kamu dapatkan imbalan yang jauh lebih menyakitkan.

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails